Kalau dipikir-pikir memang agak lebay ketika saya segitunya berusaha mendapatkan beasiswa master ke luar negeri. Saya memilih untuk berhenti dari bekerja dan berusaha keras untuk mendapatkannya. Sampai di bulan baru dan tahun baru ini pun, sudah banyak hitungan bulan saya berpredikat pengangguran. Bukan hal mudah pastinya, malahan saya berani bilang ini adalah hal yang sangat sulit. However, I won't let down my spirit dan bersikeras mengusahakan berbagai jalan untuk meraih mimpi saya, kuliah S2 di luar negri.
Salah satu yang saya usahakan adalah Beasiswa Total untuk ke Perancis. Dua hari ini, senin dan selasa, ternyata saya mendapatkan kesempatan untuk mengikuti proses seleksinya. Ini jelas sangat di luar ekspektasi saya. Setelah ini pun saya lanjut ke tahap selanjutnya. Harus saya syukuri bukan?
Apalagi kalau mengingat perjuangannya juga lumayan. Saya mengetahui info beasiswa ini H-3 sebelum pendaftaran ditutup. Saat saya terburu-buru mengambil formulir di kampus, saya sempat kecelakaan motor sampai-sampai lukanya bertahan sampai berhari-hari. Belum lagi dalam waktu tiga hari itu harus menyiapkan semua dokumennya. TOEFL pun saya ganti dengan IELTS karena hanya itu yang saya punya. Padahal saya tidak konfirmasi terlebih dulu apakah boleh atau tidak.
Awalnya memang saya kurang begitu tertarik dengan beasiswa ini. Sedari awal saya memang rada menghindari kuliah di Prancis. Eksplorasi saya belum begitu matang. Terlebih lagi kendala bahasanya. Saat saya tahu info ini pun saya tidak langsung pergi ke kampus. Saya benar-benar mempertanyakan diri saya, apakah ini benar-benar yang saya inginkan dan mampu melaluinya. Tapi pada akhirnya saya menyadari bahwa ini petunjuk Allah. Well, maksud saya, sebenarnya saya tidak benar-benar mengetahui apakah ini petunjuk-Nya atau bukan. Tapi ketika rasa yang menguat adalah rasa percaya saya bahwa memang ini petunjuk dari Allah kenapa pula tidak saya ambil. It's not bad thing either, isn't it? Jadi ya lanjut saja. Boleh jadi Allah juga sedang menguji kesungguhan saya. Jadilah saya memutuskan untuk mengambilnya. Walaupun, jalan ke depannya nanti masih jauh panjang. Harus eksplorasi kampus lagi. Harus belajar bahasanya lagi. Dan harus memantapkan diri untuk mengambil pilihan ini (kalau lolos lho ya,hehe)
Dan ketika prosesnya sudah sampai setengah jalan seperti ini, ya memang harus bersyukur bukan. Akhirnya nanti waktu juga yang menjawab apakah ini rejeki saya atau bukan. Apakah feeling saya kalau ini merupakan petunjuk atau bukan, akan terjawab juga pada akhirnya nanti. Yang pasti saya harus berusaha semaksimal mungkin. Jelas itu yang ingin Allah lihat dari saya, seberapa besar kesungguhan saya. Kalau toh pada akhirnya memang belum rejeki saya ada pelajaran yang bisa saya ambil bukan. Pengalaman kan katanya guru yang paling baik. Tapi, saya akan buang jauh-jauh dulu prasangka buruk saya tadi itu. Akan saya usahakan yang terbaik sampai akhir. Dan semoga usahanya tidak sia-sia. Aamiin.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.