Senin pagi pagi saya pulang menuju kampung halaman dengan menggunakan pesawat. Berita wafatnya kakek saya sehari sebelumnya membuat saya memutuskan untuk pulang lagi walaupun oleh Ibu diperbolehkan untuk tidak pulang. Tapi jelas hati saya tidak tenang kalau tidak pulang. Salah satu orang yang saya cintai meninggalkan dunia ini dan saya tidak memberikan penghormatan terakhir saya, rasa-rasanya kok ya tidak benar. Untuk kondisi saya saat ini memang rada berat untuk pulang kampung menggunakan pesawat terbang. Tapi jelas itu tak sebanding dengan apa yang diberikan oleh kakek saya semasa hidupnya untuk saya.
Menggunakan pesawat terbang untuk pulang, tak lantas melancarkan niat saya untuk melihat kakek dikebumikan. Senin pagi itu cuaca memang mendung, tapi awan di atas lebih tidak bersahabat yang menyebabkan delay. Saya semakin tidak tenang, khawatir ketinggalan untuk melihat kakek terakhir kalinya. Toh pada akhirnya saya tidak mampu menentang alam dan kehendak Allah SWT. Delay pesawat menyebabkan saya tiba di Solo pukul 10 lewat. Sehingga tidak akan terkejar lagi untuk mengikuti pemakaman. Pakde saya dengan berat hati memberitahu saya kalau saya 'ditinggal'. Saya ikhlas saja.
Dari hari sebelumnya keinginan saya untuk pulang memang sangat kuat tapi pada saat yang bersamaan saya tidak tahu apakah saya akan sekuat itu melihat kakek. Saya sudah membayangkan betapa berat melepas kepergian beliau nantinya kalau saya tiba tepat waktu. Akhirnya, Allah dan kakek memberikan cintanya lagi dengan membuat saya 'terlambat'. Bukannya saya senang tapi entah kenapa saya lega. Harus saya yakini bahwa ini kondisi yang paling baik bagi saya walaupun usaha saya untuk pulang begitu keras. Saya tidak boleh menyesalinya. Justru, saya bersyukur akan hal ini, saya menganggap ini sebagai cinta kakek saya untuk terakhir kalinya melalui kuasa Allah. Untuk membiarkan saya terlambat. Sehingga di ingatan terakhir saya adalah kenangan baik berupa doa restu dari beliau terkait beasiswa S2 saya.
Saya juga bersyukur bahwasanya banyak orang yang mencintai kakek saya dengan memberikan penghormatan terakhirnya. Saya harus belajar menjadi seperti beliau yang memiliki hubungan yang baik dengan orang banyak.
Kakek saya memang hebat. Di hari terakhirnya masih memberikan pelajaran yang berharga bagi saya. Terima kasih kakek. Semoga Allah menerimamu di sisi terbaikNya. Aamiin..
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.